Bibi Sarah menikah pada saat umurnya menginjak 25 tahun.
Yang aku dengar bibi Sarah menikah karena terlanjur berbadan dua..
Tapi yang aku lihat tak ada wajah kekhawatiran, Ia bahagia, meski mungkin aku tahu, keluarganya malu dengan kejadian ini.
Bibi Sarah menikahi laki laki pilihannya, yang bisa dibilang sudah cukup mapan.
Entah berapa lama mereka pacaran, aku tak tahu..
Hari itu setelah akad nikah dilaksanakan, bibi Sarah menelepon sahabatnya, yang saat itu sedang diluar kota, jadi berhalangan untuk hadir.
nut.. nut..
" Si.. sekarang gue resmi menjadi nyonya Eric.." teriak bibi Sarah..
" haa.. Congrats darla.. maaf ya, gue gak bisa dateng dihari bahagia llo.."
" It's ok, Si.. yang penting sekarang sudah gak ada beban lagi.. "
Setelah menikah bibi Sarah memutuskan untuk tinggal di rumah yang akan mereka bangun sendiri, bersama calon baby mereka.
Selama mengandung, bibi Sarah sering pulang kerumah orang tua, bahkan ke rumahku, karena tak terbisa tinggal sendiri.
lama kelamaan yang aku lihat, bibi Sarah selalu mengeluh tentang suaminya.
Om Eric seorang workholic, hari harinya selalu disibukkan dengan pekerjaan, Ia selalu bingung jika dirumah.
Itu sebabnya om Eric lebih banyak mengabiskan waktunya dikantor.
Selain workaholic, ternyata om Eric mempunyai selera humor yang buruk, terbalik dengan bibiku yang Selengean dan doyan tertawa. Satu lagi, om Eric bukan tipe yang romantis.
Lengkaplah sudah keluhan bibi Sarah, setiap kali bibi berkunjung kerumahku.
Malam ini aku mendapat kabar bahwa bibi Sarah segera melahirkan.
Entahlah apakah Ia didampingi suami atau tidak.
Setelah melahirkan putra pertamanya Dafa, Kehidupan tak berubah..
bibi terus saja mengeluh..
Sampai di suatu pagi, bibi Sarah meneleponku, menyampaikan bahwa besok Ia kan berangkat ke kampung suaminya.
dan akan bermalam ditempatku besok malam.
Setelah mampir ketempatku, bibi, suami beserta anaknya berangkat ke kampung halaman suaminya.
Selama satu minggu di kampung suaminya, bibi Sarah tak lepas menelepon ku untuk mengabarkanku tentang keadaan disana.
Aku memang dekat dengan bibi Sarah.
Setelah menghabiskan satu minggu dikampung suaminya, bibi Sarah dan keluarga pulang kerumahnya.
Tak lama ku dengar, Dafa sakit dan dirawat dirumah sakit.
Dengan alasan terlambat memberikan penanganan, Dafa di pindahkan ke Rumah sakit Di Jakarta..
Saat itu Dafa berumur kurang lebih satu setengah tahun.
Hari ini Dafa berumur tiga tahun.
dengan keadaan lumpuh, beserta selang dibagian belakang kepala, yang aku kurang paham fungsi nya untuk apa..
bibi sarah dengan sabar mengurus anaknya tercinta.
Entah ini cobaan untuk bibi Sarah atau apa, aku tak mengerti..
yang aku tau hanya, bibi Sarah tak berhenti mengeluh tentang suaminya..
Suatu hari aku pernah berfikir..
Apakan mereka melakukan hal yang seharusnya dilakukan sepasang suami istri..??
entah lah..
Karena selama bibiku bercerita kepadaku, hal yang paling sering Ia ceritakan adalah, Ia masih memikirkan laki laki yang dulu pernah Ia puja sewaktu SMA..
Bahkan sesekali mereka sering bertemu.
Dengan sadar bibi Sarah terus mengeluh tentang keadaan dirinya yang tak seharusnya begini..
Kamu tahu..??
Saat kamu mengeluh tentang sesuatu, ada atau tidak orang disampingmu, hal itu hanya akan menambah beban bagi yang mendengarkan keluhanmu.
Jika kamu terus menerus mengeluh tanpa tau harus berbuat apa, maka selamanya kamu tak akan pernah keluar dari zona ketidaknyamanan mu..
Disini bukan berarti aku menyarankan bibi Sarah untuk bercerai dan menikahi orang yang Ia cintai, tapi belajar menerima kekurangan dan berusaha menutupi dengan kelebihan yang kamu punya adalah hal yang lebih indah.
Take and give ..
kamu pasti pernah mendengar istilah itu..
Memberi dan menerima..
tau kapan kamu harus memberi tanpa mengharapkan balasan, dan tau kapan kamu harus menerima..
Ikhlas menerima apapun yang menjadi milikmu saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar